Mengikuti diklat mediator sama seperti memunculkan kenagan di bangku sekolah dulu. Rutinitasnya terpola ; bangun pagi olahraga, belajar, diktat/modul, tugas, presentase, dan ujian. begitu terus menerus. karena sejak awal saya begitu ingin menjadi mediator, maka semua yang terpola dalam rutinitas itu menjadi konsekuensi yang asyik. keseluruhan ada 3 angkatan iklat mediator. angkatan 72, 73 dan angkatan 74. tiap kelas jumlahnya 30 orang. tentu saya senang sekli ada di kelas 73 dengan teman teman yang selalu saya sebut sebagai warna nusantara. Ada bu Yulizar dari Loksemawe, Ada juga pa Agus dari timur Fak fak.
Di Kelas.
Belajar menjadi mediator memang adalah tantangan tersendiri. Dituntut penguasaan substansi hukum ketenagakerjaan dan kecakapan-kecakapan lain seperti, negosiasi, lobby, presentase, penaganan kasus etc. semua harus diikuti sebagai prasyarat sebelum ujian kompetensi.
Substansi materi plus jadwal yang padat, tak ayal bisa membuat jenuh seperti ini. hehehe,..
Diluar kelas
Semua kejenuhan selesai di dalam kelas. Di luar kelas semua jadi menarik, olahraga, karaoke, domino, catur sampai play station. Yang paling menyenangkan di luar kelas adalah olahraga, terkecuali makanan (ikan bawal dan telur 1 mili) racikan Ayuda. Olahraga pagi di ayuda itu : SKJ (ala pa kumis dan mas soryo), Pocopoco (yang heboh itu gaya pulang pisau dengan lagu maumere), Jalan pagi sehat, dan PBB. selalu seru, ramai dan heboh. Sorepun selalu diisi dengan, voly, futsal lalu renang. pengecualian selama di sidoarjo, hanya fasilitas basket yang bisa dimanfatkan.
Lembaran - lembaran kisah membuat 3 bulan bersama itu merekat menjadi persaudaraan. setelah penutupan semua tak kuasa menahan haru. Belajar bersama, Diskusi bersama lalu lulus bersama sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar