Hari ini saya berkesempatan ke Surabaya. Puji Tuhan, penerbangan siang tadi tidak delay. Di jemput seorang teman, kami langsung menuju Hotel Prime Royal, di Jl. Kranggan.
Istirahat sebentar, kami lalu berkeliling Surabaya mencari makan, karena di pesawat hanya dikasih snack untuk mengganjal lambung. Di pinggir jalan yang sedikit menarik perhatian saya adalah ada beberapa spanduk himbauan dari kepolisian dengan tulisan “Iki Suroboyo Rek ! Tertib Lalulintas’ e”. himbaun yang kedengaran menyindir, agak kasar bagi orang baru seperti saya tapi bagi orang surabaya itu ajakan yang sangat bersahabat . begitulah teman yang menjemput kami menjelaskan “orang surabaya gaya bicara nya saja yang kasar tapi sesungguhnya mereka baik”. Rupanya yang tampak kasar itu lah yang membuat akrab sebuah pergaulan. Begitulah surabaya.
Sedikit sejarah yang pernah dipelajari dahulu, waktu masih di bangku sekolah, kita pasti kenal dengan cerita pertarungan hebat pasukan besar dibawah pimpinan Inggris yang pada akhirnya harus menyerah kalah di pertempuran 10-November yang menewaskan jendral malaby. Atau cerita heroik peristiwa perobekan bendera belanda di hotel Yamato yang pada saat itu salah seorang pemuda naik ke atas markas Belanda di jl. tunjungan (saat ini menjadi hotel bintang 5) dan merobek bendera warna biru dan hanya menyisakan warna merah putih menjadi bendera Indonesia
Semua itu terjadi di surabaya.
Semangat perjuangan yang tergambar dalam cerita2 sejarah, saya pikir masih melekat menyatu menjadi ciri khas surabaya sampai sekarang. Arek-arek suroboyo, bonek atau pekikan ‘ iki soroboyo rek’ sepintas menggambarkan karakter yang kasar, namun sesungguhnya berbalut semangat perjuangan yang hangat.
Mungkin untuk beberapa hari saya di kota ini. Besok pagi saya akan Gresik, sekitar setengah jam lama jarak tempuhnya dari Surabaya.
Setelah dari Gresik ingin juga sebenarnya ke Jombang. Yah Jombang. Mudah-mudahan sempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar