Pengurus Pusat PMKRI beralamat di Sam ratulangi No. 1 Menteng jakarta pusat. Sekretariat (di baca marga oleh anak – anak PMKRI ) tua yang sudah bolong disana – sini ini menjadi tempat keseharian kami. Di bagian depan dari keseluruhan gedung ini digunakan oleh DPC jakarta Pusat yg dulunya adalah rayon menteng, dan sebuah aula yang biasa digunakan untuk aktivitas organisasi. Belakangan auditorium marga ini juga sering disewakan oleh DPC untuk acara - acara eksternal, untuk biaya kehidupan organisasinya. Pengurus Pusat (PP) kebagian 3 ruangan di bagian belakang dengan kondisi yang sangat menyedihkan (kalau hujan). Syukur, ada ruangan yayasan margasiswa di bagian dalam aula, yang bisa kami pakai untuk tidur dan pertemuan.
Kami, ya PMKRI, berisi kawula muda yang tertarik pada pengorganisasian diri. Orang muda yang punya batin remaja ; heroic dan mau melawan, sangat mungkin ditemukan disini. Semua yang aktif di PMKRI, mengenal PMKRI atau pernah ber-PMKRI (Alumni)pasti tahu itu. Kami ada di PMKRI , dipertemukan karena KRISTIANITAS, INTELEKTUALITAS dan FRATERNITAS yang mengikat. Kami ada karena mau MANUNGGAL dengan UMAT serta TERLIBAT dengan RAKYAT, itulah Pro Ecclesia et Patria. Aghh, berat ceritanya kalau membahas PMKRI sebagai organisasi. Lebih enak dan mungkin bisa sambil tertawa kalau ada cerita tentang rasa, keseharian dan canda. Saya rasa memang lebih ringan kalau saya menulis tentang ini.
Stefanus Asat Gusma (Cabang Solo),Emanuel Herdiyanto MG(Cabang Makasar), Levy Padalulu(Cabang Ende), Lodovitus Dandung(Cabang Madiun),Hery Opat(Cabang Kupang), Jimy Nami(cabang Jakarta Pusat), Alfred Edo Meko(Cabang Jakarta Pusat), Robert Silitonga(Cabang Bengkulu), Hendro Situmorang (Cabang Jakarta Pusat), Marcia Sita(Cabang Surabaya), Makarius Wangge (Cabng Jakarta Pusat), Heru Doloradho (Cabang Jakarta Utara), Parlin Simarmata (Cabang Jakarta Selatan), John Keban(Cabang jakarta timur) dan Corneil Namang (Cabang Jakarta Barat) yang sudah mengundurkan diri tapi masih kami anggap sebagai bagian dari korps kami, serta Felizia Dian Ravenska, permaisuri Jakarta Pusat (Hampir Demisioner) yang juga adalah bagian dari Pengurus pusat, banyak hal menyenangkan, memusingkan, ramai, heboh dalam dinamika organisasi maupun keseharian menjadi santapan kami setahun sudah.
Stefanus Asat Gusma, komandan PMKRI yang di daulat di Denpasar, dan dibaptis setahun lalu. Saya megenalnya. Walaupun mungkin ada yang lebih mengenal dia, tapi setahun bersama bergulat sebagai orang muda yang belajar di rumah PMKRI, saya sedikit mengenal dia. Dia punya daya tarik, persahabatan, dan sensualitas muda yang selalu semangat. Dia agak liberal dan terbuka. Mungkin karena dipengaruhi era, dimana orang dengan pandangan yang berbeda seharusnya diberi dorongan. Era dimana orang membutuhkan keberagaman bukan keseragaman. Ah, serius sekali saya menilainya.. he he.. ada cerita sebenarnya tentang dia yang sering suka menyebut dirinya RANCODAS (pemeran utama dalam film 3 idiot, yang punya karakter pembelajar dan kalem. Banyak yang memprotes karena karakter, ciri dan type mereka ternyata sangat jauh berbeda.. he he he.. dia malah sebenarnya cocok di sebut CATUR (pemeran antagonis di film yg sama).
Itu tentang Gusma. Berbeda jauh bila saya harus menceritakan tentang Eman. Emanuel Herdyanto memang unik. Dia seorang pemimpi. Yang saya tau, jika ada hal yang dia inginkan atau impikan dia akan berusaha untuk mendapatkannya. tubuhnya yang kecil (dulu, postur dan anatomi fisiknya lebih kekar) membuatnya bisa bergerak lincah. Dia suka gerakan, bisa jadi karena dia dari makasar dan kultur makasar membentuk dia seperti itu. Tapi dia sendiri pernah mengaku memang mengenal gerakan sejak kecil. waktu di gerakan pramuka. Dia senang music rock, walau kadang dianggap mengganggu oleh kawan lain, dia selalu berteriak, bernyanyi dengan suara seadanya. Konon katanya sekjen PP ini pernah punya keinginan jadi tentara, tapi tidak lulus seleksi penerimaan. Saya kira ini yang membuat dia suka menghabiskan waktu santai dengan ngegame (game perang).
Levy padalulu, NGERO ende ini adalah presidium pendidikan PP PMKRI. Pria nusa nipa ini punya obsesi untuk memiliki sebuah lembaga yang akan dinamai LEVY INSTITUTE. Dia pria yang selalu serius tapi romantis. Saya ingat persis waktu di awal raker pp, kami masing2 disuruh menuliskan/meggambar/ mendeskripsi apa yang kami tau tentang keluarga. Levi menggambar sebuah jantung, lalu dia lanjutkan dengan penjelasan bahwa dia inginkan pendidikan di PMKRI ini adalah pendidikan berbasis CINTA. Deskripsi levy ini, saya tahu sebenarnya reaksi terhadap deskripsi beberapa teman yang menggambar TANK dan SITUASI PEPERANGAN (berbasis militer ) He he he.
Lodovitus dandung, pria jangkung asal manggarai ini selalu menyebut dirinya “penjaga moral” PP. Tidak tau apa alasannya tapi saya sendiri tidak setuju dengan sebutan itu, he he he. Dia lelaki pendengar, suka senyum, menyukai olahraga futsal (posisi back,tapi punya hasrat menyerang), catur, badminton (bisa smash tapi tidak bisa backhand) dan kartu seven skop (sering berdiri karena sanksi). Di kesempatan - kesempatan informal dia orang yang sangat santai,tapi dia juga bisa berubah sangat garang di forum – forum resmi. Itulah vito yang jauh merantau dari ruteng, mengenal pmkri di ruteng dan menjadi ketua pmkri di madiun. Menteri luar negeri pp yang agak kurusan ini adalah pria bebas, ia menyukai kebebasan. Ia pernah bilang padaku “ kamu harus bebas. Kalau kamu tidak bebas bagaimana kamu harus bicara tentang kebebasan?”. He is @ freeman. He is a preman. He he he
Gusma, Eman, Levy, Vito, dan semua kami (yang akan bersambung di cerita berikutnya), adalah tim. Kami mau menjalani keseharian sambil terus “mencari”. Sambil menikmati hidup muda kami, belajar mencari, sama seperti Nietzsche yang pernah bilang ; “ lebih baik aku mencari yang tidak ada, daripada tidak mencari sama sekali”. Setidaknya kami sudah mencari bersama, mungkin juga untuk saat – saat tersisa. (Bersambung)
Lantai II,kamar tidur, Menteng
0102duaribusebelas.
Hery opat
* Tulisan lama. Saya ambil dari blog sebelumnya (15 Februari 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar