Saya menyukai filsafat dan logika. Dulu waktu masih
aktif di PMKRI, saya sering membaca buku – buku marx, tan malaka. Yang paling
lengkap saya baca itu tulisan – tulisan Tan Malaka yang hilang dan tidak
mungkin ditemukan di perpustakaan-perpustakaan sekolah. Ada Das Kapital nya
Marx, Madilog, Naar de RI, Aksi Massa, Rencana Ekonomi berjuang, semua itu dari
Yang Mulia Ibrahim Datuk Tan Malaka.hehehe.
Belajar logika bagi saya itu penting. Logika
menuntun orang berfikir logis dan sistematis dengan kaidah-kaidah logic. Ini
beberapa point tentang logical fallacy, yang saya sering pelajari. Masih banyak
yang belum sempat saya masukkan. Biar tidak ngalor ngidul kalo ngomong.
yukk pelajari ini…
Jenis-jenisnya
logical fallacy atau sesat pikir :
1. Ad Hominem
Menyerang orangnya bukan menjawab
isinya. Ketika seorang arguer tidak
dapat mempertahankan posisinya
dengan evidence/ fakta/ reason, maka
mereka mulai mengkritik sisi
kepribadian lawannya.
2. Appeal to Ignorance (Argumentum
ex silentio)
Menganggap suatu ketidaktahuan
sebagai fakta atas sesuatu. Misalnya :
Kita tidak memiliki bukti bahwa
tidak ada kecurangan, maka berarti ada
kecurangan. Padahal, ketidaktahuan
akan sesuatu hal tidak menyatakan
bahwa sesuatu itu ada atau pun tidak
ada.
3. Appeal to Belief
Bila anda tidak memiliki
kepercayaan, maka anda tidak akan mengerti.
Bila seorang pendebat berdasarkan
pada kepercayaan sebagai dasar dari
argumennya, maka tiada lagi yang
dapat dibicarakan dalam diskusi.
Itu namanya bukan diskusi, tapi
pemaksaan kepercayaan.
4. Argument from Authority
(Argumentum ad verecundiam)
Menggunakan kata-kata “para ahli”
atau membawa-bawa otoritas sebagai
dasar dari argumen instead of
menggunakan logic dan fakta untuk
men-support argumen itu. Misalnya :
Profesor Anu mengatakan bahwa teori
ini adalah betul. Sesuatu tidak lantas
menjadi benar hanya karena suatu
otoritas mengatakan sesuatu hal.
Bila pendebat memberikan testimoni
dari seorang ahli, lihat apakah
dilengkapi dengan alasan yang logis dan
masuk akal, serta hati-hati terhadap
keotentikan sumber dan evidence di
belakangnya.
5. Argument from Adverse
Consequences
Argumen bahwa pendapat lawan debat
adalah salah, karena jika i abenar,
akan terjadi hal-hal yang bruruk.
Misalnya : Semua terdakwa pembunuhan
terhadap istrinya di pengadilan
haruslah bersalah, sebab jika tidak,
maka suami2 akan terdorong untuk
membunuh istrinya.
6. Menakut-nakuti (Argumentum ad
Baculum)
Argumen yang didasarkan pada tekanan
atau rasa takut. Misalnya: Bila Anda tidak percaya kepada hal ini, maka akan
masuk neraka.
7. Argumentum ad Ignorantiam
Argumen yang mempelesetkan
ketidaktahuan seseorang. Misalnya:
Pernyataan bahwa saya pasti betul
karena tidak ada yang pernah
membuktikan salah.
8. Argumentum ad populum
Argumen yang digunakan untuk
mendapatkan popularitas dengan menggunakan
issue-issue yang sentimental
daripada menggunakan fakta atau alasan.
Misalnya: Tindakan dilakukan dengan
tujuan ekonomi dan/atau kekuasaan,
tetapi yang digemborkan malah issue
SARA.
9. Bandwagon Fallacy
Menyimpulkan suatu idea adalah benar
hanya karena banyak orang
mempercayainya demikian. Hanya
karena sekian banyak orang mempercayai
sesuatu tidaklah membuktikan atau
menyatakan fakta mengenai sesuatu.
Misalnya: Sebagian besar orang
percaya pada teori ini, maka teori ini
pasti benar.
10. Begging the question
Mengantisipasi jawaban. Misalnya:
Kita harus mendorong generasi muda
kita untuk melaksanakan ritual
kepercayaan ini untuk meningkatkan
moralitasnya. Tetapi apakah ritual
kepercayaan tersebut benar-benar
menyebabkan pertumbuhan moral ?
Ataukah karena sebab yang lain ???
11. Circular Reasoning (Petitio
Principii)
Kesalahan dalam logika yang
diakibatkan oleh repetisi dari penyataan
dan kesimpulannya. Misalnya: Orang
yang bisa masuk Universitas A
pastilah orang yang pintar, sebab
hanya orang pintar yang bisa masuk
Univeristas A.
12. Confusion of Correlation and
Causation
Misalnya: Mayoritas dari orang-orang
sukses di dunia beragama A. Maka
masuklah Agama A, Anda pasti sukses.
Atau anak yang menonton acara
kekerasan di TV cenderung untuk
menjadi ganas ketika ia dewasa.
Tetapi apakah program di TV itu
menyebabkan kekerasan ataukah anak-anak
yang berbakat ganas cenderung
menonton acara kekerasan di TV ???
13. Half Truths
Suatu pernyataan yang biasanya
ditujukan untuk menipu seseorang dengan menyembunyikan sebagian fakta/
kebenaran.
14. Communal Reinforcement
Suatu proses dimana suatu klaim
menjadi suatu kepercayaan kuat melalui
suatu pernyataan yang diulang-ulang
oleh suatu anggota komunitas.
Proses ini independent terhadap
kebenaran klaim tersebut dan tidak
didukung oleh data empiris yang
signifikan untuk menggaransi bahwa
kepercayaan itu didukung oleh alasan
yang reasonable.
15. Non-Sequitur
Nggak nyambung. Suatu kesimpulan
yang diambil tidak didasarkan pada
suatu premis atau pun evidence/
fakta. Misalnya: Gunawan tinggal di
dalam gedung yang besar. Kalau
begitu apartemen Gunawan pasti besar.
16. Post Hoc, Ergo Propter Hoc
Itu terjadi sebelumnya, maka itu
disebabkan olehnya. Semacam non-sequitur, tetapi berdasarkan waktu.
Misalnya: Seseorang menjadi sakit
setelah pergi ke Tempat Ibadah Agama
A, maka Tempat Ibadah Agama A adalah
tempat iblis. Orang itu sembuh
dari penyakitnya, setelah didoakan
oleh orang-orang yang beragama B.
Padahal sakitnya tidak disebabkan
oleh sesuatu yang ada hubungannya
dengan kepergiannya ke Tempat Ibadah
Agama A. Demikian pula, sembuhnya
tidak disebabkan oleh doa yang
dilakukan orang-orang yang beragama B.
17. Red Herring
Sang pendebat buru-buru mengalihkan
perhatian / subyek pembicaraan.
18. Statistic of Small Number
Satu kasus digunakan untuk menjudge
keseluruhan. Hanya karena suatu
kejadian, tidak dapat mewakili
kemungkinan keseluruhannya. Misalnya:
Setelah orang pindah ke agama A,
hidupnya jadi menderita. Berarti agama
A itu sesat.
19. Straw Man (Fallacy Of Extension)
Manusia jerami. Membuat suatu
skenario yang salah image yang menyesatkan, kemudian menyerangnya.
20. Dua Salah Menjadi Benar (Tu
Quoque, You Too)
Misalnya: Siapakah kamu yang
mengatakan saya demikian apabila kamu juga
begitu. Saya mencoba menjustify apa
yang saya lakukan dengan
melemparkan kesalahan yang sama pada
Anda sebagai teman diskusi saya.
21. Observational Selection
Menggembar-gemborkan kejadian yang
menguntungkan dan menutupi kejadian
yang merugikan. Ketika ada orang
yang sukses setelah orang itu pindah
ke agama A, diadakan kesaksian yang
disebarkan kemana-mana. Sedangkan
kalo ada orang yang jatuh bangkrut
setelah masuk Agama A, ditutup-tutupi.
Cukup sekian !!
Semoga lebih obyektif
yah sekalian..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar