Selasa, 30 September 2014

AGAMA TERBAIK

(Dialog Leonardo Boff dan Dalai Lama ini, merupakan kemasan pikiran Kang Lambang MH yang saya ambil dari Blog nya)
 -----------------------------
Pada sebuah jamuan makan malam antara Leonardo Boff, pendiri Theology of Freedom, dengan Dalai Lama, Boff mengajukan pertanyaan kepada Dalai Lama, “Your Holliness, apakah agama yang terbaik?” Boff berpikir bahwa dia akan mendapatkan jawaban “The Tibetan Buddhism” atau “The oriental religion, yang jauh lebih tua dari agama Kristen”.
Ternyata Boff salah duga. Dalai Lama termenung sejenak, dan menjawab dengan tersenyum, “Agama yang terbaik adalah agama yang bisa mendekatkan Anda dengan Tuhan Anda. Agama yang bisa membuat Anda menjadi manusia yang lebih baik.”
Karena malu dengan jawaban yang begitu bijaksana, Boff kemudian melanjutkan bertanya, “Apa yang bisa membuat saya menjadi manusia yang lebih baik?”
Masih sambil tersenyum, Dalai Lama menjawab, “Apapun yang bisa membuat Anda lebih bijaksana, sensitif, mandiri, kasih sayang, empati, beretika, dan bertanggung jawab. Agama yang bisa membawa Anda kesana, itulah agama yang terbaik.”
Dalai Lama kemudian melanjutkan, “Sahabatku, bagi saya tidak penting apa agama Anda ataupun apakah Anda beragama atau tidak. Yang penting bagi saya adalah bagaimana kelakuan Anda dihadapan keluarga, teman, lingkungan, orang lain maupun terhadap dunia.  Ingatlah, alam semesta ini adalah pantulan dari tindakan dan pikiran kita. Hukum aksi dan reaksi tidak hanya berlaku di wilayah fisika. Itu juga berlaku pada hubungan antar manusia. Jika kita bergabung dengan kebaikan, maka kita akan menerima kebaikan. Jika kita bergabung dengan kejahatan, maka kita akan menerima kejahatan. Apa yang telah disampaikan oleh nenek moyang kita ini adalah kebenaran yang hakiki. Anda bisa mendapatkan apapun yang Anda inginkan bagi orang lain. Menjadi bahagia atau tidak, itu bukanlah takdir, tetapi itu adalah pilihan. Dan semuanya itu bersumber dari pikiran kita. Tidak ada agama apapun yang lebih tinggi dari kebenaran yang hakiki.”




Kamis, 18 September 2014

9 hari tidak bertemu istri


Tanggal 18 - 19  Konsinyir di Bandung
Tanggal 19 - 21 Supervisi di Padang
Tanggal 22 - 25 Peningkatan Kapasitas Mediator di Pekan Baru
Tanggal 25 - 27 Penyusunan Pedoman Mogok di Kendari

Semoga semua lancar dan bernilai manfaat. Semoga juga saya dan istri selalu diberkahi kemudahan dan kesehatan.

Ngantuk


Penerbangan ke Padang sekitar pukul 11. 10 Wib, dan dari Padang nanti akan terus ke Bukit Tinggi.
Sebenarnya saya masih tidak kuat menahan kantuk. Pukul 03.00 dinihari tadi saya dan faizal (teman kantor)  dijemput layanan travel cipaganti dari The Ardjuna Hotel Bandung menuju Cengkareng. 2 jam lebih perjalanan kurang cukup untuk membuat diri ini puas tidur.

Sikat gigi, sarapan, baca baca majalah, mainin hp lalu akhirnya bingung mau ngapain. Yah kebutalan ada perangkat komputer dengan koneksi internet yang super duper cepat akhirnya bisa nongol lagi di laman ku ini.

Tapi sama saja, karena tidak ada ide untuk menulis.

Saya masih ngantuk.